Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga mempertanyakan langkah di kalangan umat muslim yang memperjuangkan Islam lewat jalan demokrasi dan parlemen. Menurutnya hal itu hanya sia-sia saja.
“Allah menurunkan Islam ke muka bumi itu juga dengan resep dan cara mengamalkannya. Ibarat dokter memberi obat juga dengan petunjuk cara meminumnya. Mau minum seenaknya? Ya sudah mati saja,” Paparnya disambut gelak tawa kalangan umat muslim yang hadir menjenguknya, Jum'at (16/9)
Demokrasi kata beliau tidak bisa disatukan dengan Islam. Karena Islam memiliki cara pandang sendiri. “Ambil Islam seluruhnya, atau tidak usah sama sekali,” katanya di hadapan Eramuslim.com
Akhirnya benturan antara Islam dan Demokrasi akan terjadi pada banyak hal. Maka menariknya, untuk memudahkan kita memahaminya, Ustadz Abu mencotohkan praktik demokrasi secara unik.
“Demokrasi ini punya dua kata. Pertama, karena Demokrasi ini adalah ideologi bodoh. Kenapa bodoh? Karena mengukur kebenaran menurut pendapat mayoritas. Itu kan bodoh.” tegasnya
“Kedua Demokrasi itu ideologi kurang ajar. Perintah Allah kok nanti dulu. Perintahnya Allah minta izin manusia. Ini kan kurang ajar. Yang benar manusia mau bikin aturan, harus minta izin dulu ke Allah. Ini enggak, Allah yang minta izin ke DPR. Faham saudara?” tambah Ustadz yang sudah memasuki usia diatas 70 tahun ini.
Oleh karenanya, Ustadz Abu secara tegas menampik jalan demokrasi yang ditempuh untuk menegakkan Islam.
“Masak mau negakin Islam pake carane wong kafir? Di Aljazair saja dua kali sudah gagal,” imbuhnya membeberkan fakta.
Menurut Ustadz Abu, sekalipun pada akhirnya sebuah Negara berhasil menegakkan Syariat Islam, namun dengan memakai perantara demokrasi, fakta itu tetap tidak tergolong kemenangan Islam.
“Karena berlakunya meminta izin manusia dulu. Padahal kita ini manusia yang harusnya Sami’na wa atho’na (Kami Dengar dan Kami Taat) sama Allah, bukan sebaliknya.”
Wahasil, simpul beliau, jalan yang dapat ditempuh untuk menegakkan Islam tidak ada lain kecuali dengan dakwah dan jihad.
“Kalau kita simpulkan lewat sunnah, Islam ini hanya tegak dengan dua hal, yakni dakwah dan jihad, hanya itu.”
Dakwah sendiri menurut penuturan beliau yang paling utama adalah menjelaskan perkara tauhid dan iman. Pada momen ini, umat Islam tidak boleh hanya berhenti di dakwah, tetapi selanjutnya dakwah harus dibarengi pula dengan semangat jihad. “Maka selama jihad itu mati, Islam akan mati.” Tegas Amir Jama’ah Anshorut Tauhid ini. (pz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar