Apa sebenarnya esensi dari penetapan kalender hijriyah oleh khalifah Umar bin Khattab? Berikut adalah petikan taushiyah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir:
Umar bin Khattab menentukan tahun Hijriyah berdasarkan peristiwa Hijrah, ini menunjukkan bahwa hijrah itu penting. Hijrah ada yang dalam pengertian bahasa dan dalam pengertian yang sebenarnya.
Lalu Rasulullah juga menyunahkan untuk berpuasa asy-syura tetapi mulai tanggal 9, 10 dan 11 karena kalau tanggal 10 saja itu menyamai Yahudi.
Yang terpenting hijrah itu adalah realisasi terhadap baro’. Orang Islam itu kalau melihat kemusyrikan berlepas diri, diperangi, kalau tidak mungkin ya hijrah. Di samping itu hijrah untuk mempersiapkan kekuasaan sebagaimana Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Umat Islam itu memang harus mempunyai kekuatan senjata, harus! tidak boleh tidak!
Jadi, mengapa Sayidina Umar itu mengambil tahun hijriyah? itu untuk menunjukkan pentingnya hijrah dalam pengertian realisasi dari pada Al-Baro’. Maka itu jika umat Islam melihat kemunkaran dan tidak bisa menghancurkannya dia pergi - hijrah.
Termasuk umat Islam harus hijrah dari negeri yang bukan negeri Islam. Seperti Indonesia ini harus hijrah mestinya, ini negeri syirik! Hukumnya haram tinggal di negeri syirik! Tapi kan kita tidak mampu berhijrah, kalau tidak mampu ya berjuang, dan kita tidak boleh diam saja.
Demikian kutipan taushiyah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir seorang ulama yang telah mengaplikasikan konsep hijrah dalam perjalan perjuangannya. Maka sudah seyogyanya umat Islam menyadari bahwa hijrah adalah realisasi sikap baro’ (anti loyalitas) dan sikap baro’ merupakan tuntutan dari ‘aqidah dien ini, dimana tidak akan mungkin seseorang dikatakan beriman tanpa mengamalkan sikap baro’ dalam hidupnya.
Umar bin Khattab menentukan tahun Hijriyah berdasarkan peristiwa Hijrah, ini menunjukkan bahwa hijrah itu penting. Hijrah ada yang dalam pengertian bahasa dan dalam pengertian yang sebenarnya.
Lalu Rasulullah juga menyunahkan untuk berpuasa asy-syura tetapi mulai tanggal 9, 10 dan 11 karena kalau tanggal 10 saja itu menyamai Yahudi.
Yang terpenting hijrah itu adalah realisasi terhadap baro’. Orang Islam itu kalau melihat kemusyrikan berlepas diri, diperangi, kalau tidak mungkin ya hijrah. Di samping itu hijrah untuk mempersiapkan kekuasaan sebagaimana Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Umat Islam itu memang harus mempunyai kekuatan senjata, harus! tidak boleh tidak!
Jadi, mengapa Sayidina Umar itu mengambil tahun hijriyah? itu untuk menunjukkan pentingnya hijrah dalam pengertian realisasi dari pada Al-Baro’. Maka itu jika umat Islam melihat kemunkaran dan tidak bisa menghancurkannya dia pergi - hijrah.
Termasuk umat Islam harus hijrah dari negeri yang bukan negeri Islam. Seperti Indonesia ini harus hijrah mestinya, ini negeri syirik! Hukumnya haram tinggal di negeri syirik! Tapi kan kita tidak mampu berhijrah, kalau tidak mampu ya berjuang, dan kita tidak boleh diam saja.
Demikian kutipan taushiyah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir seorang ulama yang telah mengaplikasikan konsep hijrah dalam perjalan perjuangannya. Maka sudah seyogyanya umat Islam menyadari bahwa hijrah adalah realisasi sikap baro’ (anti loyalitas) dan sikap baro’ merupakan tuntutan dari ‘aqidah dien ini, dimana tidak akan mungkin seseorang dikatakan beriman tanpa mengamalkan sikap baro’ dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar